Edy Rahmayadi Diyakini Akan Optimalkan Potensi Pariwisata Danau Toba dengan Kearifan Lokal

Tokoh masyarakat Sumatera Utara Djumongkas Hutagaol memandang, bahwa pariwisata di Danau Toba akan berkembang tanpa mengganggu kearifan lokal yang ada di sana.

topmetro.news – Tokoh masyarakat Sumatera Utara Djumongkas Hutagaol memandang, bahwa pariwisata di Danau Toba akan berkembang tanpa mengganggu kearifan lokal yang ada di sana.

Ia juga melihat, bahwa salah satu faktor penting memajukan ekonomi adalah sektor pariwisata. Menurutnya, sektor ini bisa berkembang optimal apabila pemerintah provinsi benar-benar hadir untuk semua lapisan masyarakat.

“Artinya, pemerintah hadir dan memberi akses perkembangan ekonomi terhadap semua lapisan masyarakat, baik itu nelayan, petani, pedagang, sektor informal. Termasuk lah praktisi pariwisata,” katanya kepada media, Senin (16/9/2024).

Khusus untuk wisata di Kawasan Danau Toba, Djumongkas yakin, bahwa Edy Rahmayadi akan mampu mengoptimalkan potensinya, tanpa mengganggu segala kearifan lokal yang ada di daerah mayoritas Kristen itu.

“Kenapa saya meyakini demikian? Karena saya sangat tahu, seperti apa Edy Rahmayadi menyikapi kearifan lokal yang ada di Kawasan Danau Toba. Baik secara lisan maupun prakteknya,” ungkap politisi senior yang akrab disapa JH ini.

Menurutnya, apa yang dituduhkan sekelompok pihak soal wacana wisata halal di Kawasan Danau Toba, hanyalah hoaks yang tujuannya untuk menjatuhkan reputasi seseorang.

Apalagi menjelang Pilkada Sumut 2024, ujarnya, maka hal itu akan ‘digoreng’ sebagai isu yang mengarah kepada SARA. Padahal faktanya, Edy Rahmayadi juga sudah menegaskan, tidak pernah mengeluarkan ucapan seperti itu.

“Bahkan setahu saya, dalam rekaman wartawan yang ada, juga tidak ada keluar pernyataan seperti itu. Saya rasa, ini ada upaya memelintir ucapan, sehingga seolah ada pernyataan seperti itu. Kemudian dimanfaatkan untuk ‘gorengan’ menuju Pilkada Sumut,” katanya.

Lanjut pengusaha transportasi ini, selama ini pun sudah terlihat seperti apa faktanya di lapangan. “Kenyataannya tidak ada upaya ke arah sana (wisata halal-red). Malah beberapa waktu lalu, ketika ada merebak virus babi, pemerintah mengeluarkan anggaran besar untuk mengatasinya dan menyelamatkan ternak babi,” katanya.

“Apakah ini bisa dikatakan bahwa Beliau (Edy Rahmayadi) ini ingin babi musnah? Jelas tidak. Faktanya Beliau menyelamatkan ternak babi dengan gelontoran anggaran besar mengatasi virus babi ketika itu,” lanjutnya.

Djumongkas lantas mengatakan, dirinya masih ingat pesan Luhut Pandjaitan beberapa tahun lalu, yang minta Gubernur Sumut ketika itu, Edy Rahmayadi, untuk tegas dalam membenahi Danau Toba.

Ketika itu Luhut mengatakan, jika danau tercemar, akan jadi promosi buruk untuk wisatawan. “Saya ingat, bagaimana Pak Luhut menyoroti soal kerambah, hingga kotoran babi masih dibuang ke Danau Toba. Dan Pak Luhut minta Gubernur untuk membenahi itu,” katanya.

“Lalu kalau kemudian misalnya ada arahan supaya tidak beternak babi di pinggiran Danau Toba supaya tidak mencemari danau, apakah ini langsung kita tuduh upaya menuju wisata halal? Apakah kita Orang Batak sudah seperti itu wawasan pikiran, sehingga upaya untuk membersihkan Danau Toba misalnya, langsung kita artikan sebagai tujuan yang lain? Saya tidak percaya Orang Batak punya pikiran sedangkal itu,” tandasnya.

Djumongkas juga menegaskan, bahwa ia yakin, seorang Luhut Pandjaitan pasti tidak berbohong soal pengakuan Edy Rahmayadi yang sudah menegaskan, tidak pernah mengatakan hal soal wisata halal.

“Saya ingat, bahwa Pak Luhut mengatakan, Gubernur Sumut tidak bicara seperti itu (wisata halal). Kenapa mesti ribut. Dan saya percaya ucapan Pak Luhut ini,” kata Djumongkas.

Dalam beberapa kesempatan, Edy Rahmayadi saat menjabat Gubernur Sumut, memang sudah membantah dirinya pernah berbicara soal konsep wisata halal. Apalagi berbicara soal wisata syariah di Danau Toba.

Dalam rekaman hasil wawancara Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dengan sejumlah wartawan, memang dia tidak ada berbicara soal wisata halal dan syariah di Danau Toba.

Saat diwawancarai di DPRD Sumut, baru-baru ini, Edy menyebutkan bahwa berita wisata syariah/halal yang disebutkan bersumber darinya adalah hoaks yang sangat jelek.

Sebagai Gubernur Sumut, kata Edy, dia menyadari Rakyat Sumut beragam. Sehingga tidak mungkin meng-Islamkan daerah yang mayoritas Nasrani dan sebaliknya.

reporter | Jeremi Taran

Related posts

Leave a Comment